Emye=>Klik mukaku! coretane emye: Tidak ada "kebetulan" disisi ALLAH S.W.T
Baca dulu yo..taruh kursor di Gif ini..

Tidak ada "kebetulan" disisi ALLAH S.W.T


                                             Tidak ada "kebetulan" disisi ALLAH S.W.T

“Sunatullah dan Inayatullah”












Masih terbayang diingatan tenggelamnya kapal Titanic, yakni pada tahun 1898 M. Morgan Roberson menulis sebuah novel berjudul Futility. Kisah fiktif yang ditulisnya memiliki kemiripan yang luar biasa dengan peristiwa tenggelamnya Titanic pada tahun 1912 M. Nama kapal dan berat, serta sekoci-sekocinya pun mirip yakni nama kapal dalam novel itu Titan dan yang dalam kenyataan Titanic. Berat Titan 70 ribu ton dan Titanic 66 ribu ton. Titan memiliki 24 sekoci dan titanic 20 padahal yang direncanakan 40. Pemilik Titanic dan pemilik Titan keduanya dilukiskan sebagai orang yang angkuh. Tentu kata-kata yang terlontar ketika membaca cerita diatas adalah kebetulan.

Abraham Lincoln menjadi presiden Amerika tahun 1860. John F. Kennedy jadi presiden Amerika tahun 1960. Pengganti Lincoln bernama Johnson(Andre) lahir tahun 1808. Sedangkan pengganti Kennedy juga Johnson (Lindon) lahir tahun 1908. Kedua presiden, Lincoln dan Kennedy tewas terbunuh. Pembunuh Lincoln lahir tahun 1839, pembunuh Kennedy lahir tahun 1939. Kedua pembunuh presiden ini terbunuh sebelum sempat diadili. Sekretaris Lincoln bernama Kennedy, sekretaris Kennedy bernama Lincoln. Kedua sekretaris menyarankan kepadapresiden agar tidak pergi ke tempat dimana kemudian terjadi pembunuhan, namun keduanya menolak. Pembunuh Lincoln melakukan pembunuhan di teater kemudian bersembunyi di pasar swalayan. Pembunuh Kennedy, sebaliknya. Apakah semua itu "kebetulan"?

Dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia terdapat pula. 17 agustus hari Proklamasi Kemerdekaan RI - 17 Ramadhan saat diturunkannya Al-Qur’an - 17 rakaat Shalat.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut bertepatan ternyata jatuh pada hari Jum’at bertepatan dengan 17 Ramadhan! Hari dan tanggal tersebut amat dimuliakan umat Islam. Terlebih lagi umat Islam di Indonesia ini sebagai penduduk muslim terbesar di dunia hingga saat ini.
Lantaran hari Jum’at merupakan hari “ibadat” khusus kaum Muslim, karena pada hari itu kaum muslim berkumpul di masjid-masjid untuk melaksanakan Shalat Jum’at secara berjamaah. Untuk bersilaturahmi sekaligus mendengarkan pesan-pesan kebajikan khatib yang salah satunya pesan wajib berupa ajakan agar manusia senantiasa bertaqwa .
“17 Agustus adalah proklamasi hanya bisa diperoleh dengan berkat rahmatAllah SWT”. Sebagai pengingat-ingat, Indonesia dalam rangka memperingati momentum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus membangun masjid megah dengan nama Masjid Istiqlal, yang berarti kemerdekaan. Bahkan adacerita bahwa tinggi menara Masjid Istiqlal sama dengan ayat dalam Al-Quran yang berkenaan dengan peristiwa Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan.

17 Ramadhan bagi umat Islam dikenal sebagai Nuzulul Qur’an, yakni malam turunnya wahyu pertama Kitab Suci Al-Qur’an. Sebagai seorang Muslim, sudah semestinya kita menjadikan Alqur’an sebagai pedoman hidup.

Menjadikannya cermin melihat dan mengukur akhlak dan setiap aktivitas yang kita lakukan. Menjadikannya sahabat yang mengingatkan saat terlupa dan menegur saat alpa. Bila dalam satu hari kita tidak berkomunikasi dengan manusia kemudian kita merasa kesepian, maka apakah bila dalam satu hari kita tidak berkomunikasi dengan Dzat yang telah menciptakan kita dengan membaca Alqur’an, apakah kita merasa kesepian?

Apabila setiap pagi kita merasa ada yang kurang tanpa membaca koran, maka apakah dalam setiap mengawali hari kita selalu merasa kurang sebelum membaca Alqur’an? Saat diri terlupa, tersesat dan lemah, maka apakah Alqur’an sudah kita jadikan sebagai pedoman hidup?
17 Rakaat Shalat Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah SAW.
Allah menyuruh langsung Rasulullah SAW untuk datang menghadap dalam bentuk Mi’raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah.
Menyanjung dan memuji Allah : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang Membuat janji/komitmen dengan Allah : Sesungguhnya shalatku,ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah.
Memohon kepada Allah : Meminta : jalan yang lurus, ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan. Mendoa’kan Rasulullah SAW: shalawat Rasulullah SAW saat sakratul mautnya, berpesan untuk umatnya : Peliharalah Shalat, peliharalah shalat, peliharalah shalat...
Apakah semua itu "kebetulan"?

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah(shalat)adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ankabut: 45).

Dalam kehidupan Rasulullah SAW terdapat pula hal-hal yang dapat dinamai kebetulan-kebetulan. Beliau lahir, hijrah dan wafat pada hari Senin bulan Rabiul awwal. Ayah beliau bernama Abdullah (pengabdian kepada ALLAH),Ibunya Aminah (Kedamaian dan Keamanan)Bidan yang menangani kelahirannya bernama Asy-Syifa (kesembuhan, perolehan sempurna dan memuaskan). Sedangkan yang menyusukan beliau bernama Halimah (Yang Lapang Dada).
Beliau sendiri diberi nama Muhammad(Yang Terpuji), suatu nama yang sebelumnya tidak dikenal sehingga menimbulkan banyak pertanyaan, "mengapa kakeknya menamainya demikian?"
Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Allah SWT menurunkan Nabi Muhammad SAW. di tengah-tengah manusia. Tiada lain untuk membimbing nafsu manusia bagaimana seharusnya ia dibimbing, dikendalikan dan diarahkan.

Rasulullah SAW. bersabda:
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari).

Apakah nama-nama tersebut merupakan kebetulan-kebetulan atau ia merupakan isyarat tentang kepribadian manusia ini?

Suatu peristiwa yang tidak sejalan dengan kebiasaan atau terjadi secara tidak terduga biasa kita sebut "kebetulan". Sebahagian dari kebetulan-kebetulan itu tidak dapat ditafsirkan dengan teori kausalitas (sebab-akibat).
Disamping sunnatullah ada juga yang dinamai inayatullah (uluran tangan Ilahi) yang tidak harus selalu sama dengan sunnahNYA.
Bukankah sunnatullah, yang sering diterjemahkan "hukum hukum alam" tidak lain adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami kemudian diformulasikan? Bukankah ia pada hakikatnya hanyalah ikhtisar dari pukul rata statistik? Itulah anugerah ALLAH yang diberikan kepada siapa dan apapun yang dikehendakiNYA.
Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan mengantarkan kita untuk menamainya demikian. Tidak ada "kebetulan" disisi ALLAH S.W.T.
Dialah yang telah menjadikan berjuta-juta ‘kejadian kebetulan’ dimuka bumi
ini. Terjadinya sesuatu ternyata amat bergantung pada dua hal yakni SUNATULLAH dan INAYATULLAH.

” Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan
dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.” (Q:S Ad-Dukhan
ayat 38 – 39).

Begitulah kita disindir oleh Allah Swt karena ketidaktahuan kita terhadap kejadian-kejadian yang ada disekitar kita dan merupakan bentuk pengingat akan kekuasaan-Nya. DIA Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, Pengendali dan Pengatur alam ini.

Wallahu'alam bish showabb.

SUMBER:

#Nothing Changes, Just Rearranges.., for Me, This Time...

0 comments :

Posting Komentar

 
look..